Senantiasa memohon kepada Allah SWT sebagai Sumber
Segala Kebenaran dan Tujuan Hidup, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
berusaha menggali nilai-nilai moral dari nash agama dan pengalaman sejarah
insan pergerakan kedalam bentuk rumusan yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan
(NDP).
Rumusan ini dibutuhkan untuk memberi kerangka,
arti, serta motivasi gerakan sekaligus memberikan legitimasi dan memperjelas
apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai cita-cita perjuangan sesuai
dengan maksud didirikannya organisasi ini.
NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa’) yang
mempertemukan warga pergerakan dalam satu cita-cita perjuangan sesuai tujuan
organisasi. Nilai Dasar Pergerakan menjadi sandaran organisasi dalam menegakkan
Tauhid di kehidupan sehari-hari, sebagai panduan nilai dalam berhubungan dengan
Allah, dalam berhubungan dengan sesama manusia dan dalam berhubungan dengan
alam. Oleh sebab itu seluruh warga PMII harus memahami dan menginternalisasikan
Nilai Dasar Pergerakan, baik secara personal maupun secara bersama-sama.
BAB I
ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN
A.
Arti
NDP adalah rumusan nilai-nilai yang diturunkan
secara langsung dari ajaran Islam serta kenyataan masyarakat dan negeri
Indonesia, dengan kerangka pendekatan Ahlussunnah
wal-Jama’ah. NDP harus senantiasa menjiwai seluruh aturan
organisasi, memberi arah dan mendorong gerak organisasi, serta menjadi
penggerak setiap kegiatan organisasi dan kegiatan masing-masing anggota.
Sebagai ajaran yang sempurna, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah
atau menyeluruh oleh seluruh anggota dengan mencapai dan mengamalkan iman(aspek
aqidah), Islam(aspek syari’ah) dan Ihsan(aspek etika,
akhlakdan tasawuf) untuk memohon Ridlo-Nya serta memohon keselamatan
hidup di dunia dan akhirat (sa’adah ad-darain).
Sebagai tempat hidup dan mati, negeri maritim
Indonesia merupakan rumah dan medan gerakan organisasi. Di Indonesia organisasi
hidup, demi bangsa Indonesia organisasi berjuang. Sebagai tempat semai dan
tumbuh negeri Indonesia telah memberi
banyak kepada organisasi, oleh sebab itu organisasi dan setiap anggotanya wajib
memegang teguh komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. NDP
adalah penegasan nilai atas watak keindonesiaan organisasi.
Organisasi menggunakan Ahlussunnah wal-Jama’ahsebagai
pendekatan berpikir (manhajal-fikr) untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam. Memilih Ahlussunnah wal-Jama’ah sebagai
pendekatan berpikir dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
merupakan keniscayaan di tengah kenyataan masyarakat Indonesia yang serba
majemuk. Dengan Ahlussunnah wal-Jama’ah yang mengenal nilai kemerdekaan (al-hurriyah),
persamaan (al-musawah), keadilan (al-’adalah), toleransi (tasamuh),
dan nilai perdamaian (al-shulh), maka kemajemukan etnis, budaya dan
agama menjadi potensi penting bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan.
B.
Fungsi
NDP berfungsi sebagai:
1.
Kerangka Refleksi
Sebagai kerangka refleksi, NDP merupakan ruang
untuk melihat dan merenungkan kembali secara jernih setiap gerakan dan tindakan
organisasi. Di dalam refleksi, gerakan dan tindakan organisasi dihadapkan untuk
berdialog dengan rumusan-rumusan Nilai Dasar Pergerakan. Dialog ini sejatinya
harus berlangsung terus-menerus, sehingga butiran-butiran Nilai Dasar
Pergerakan menjadi hidup dan menjiwai setiap gerak dan kegiatan organisasi.
Merupakan kewajiban setiap anggota untuk senantiasa melakukan perenungan dan refleksi
apakah tindakan dan kegiatannya telah mendekati Nilai Dasar Pergerakan.
2.
Kerangka Aksi
Sebagai kerangka aksi, NDP merupakan landasan etos
gerak organisasi dan setiap anggota. Sebagai kerangka aksi, etos akan muncul
dari proses aksi – refleksi yang dilakukan secara terus-menerus. Tahap memahami
Nilai Dasar harus segera diikuti dengan ikhtiar untuk mewujudkan Nilai itu
dalam gerak dan tindakan, kemudian setelah bergerak dan bertindak harus pula
segera ditinjau apakah tindakan dan gerakan itu telah memenuhi atau mendekati
Nilai Dasar.
3.
Kerangka Ideologis
a.
Menjadi peneguh tekad dan keyakinan anggota untuk
bergerak dan berjuang mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi.
b.
Menjadi landasan berpikir dan etos gerak anggota
untuk mencapai tujuan organisasi melalui cara dan jalan yang sesuai dengan
minat dan keahlian masing-masing.
C.
Kedudukan
1.
NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan
kegiatan organisasi
2.
NDP menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan
organisasi
3.
NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir, berbicara dan bertindak
setiap anggota.
BAB II
RUMUSAN NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN
A.
Tauhid
Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi
dalam sejarah agama samawi. Di dalamnya telah terkandung sejak awal tentang
keberadaan manusia, (Q.S. Al-Ikhlas, Al-Mukmin:25, Al-Baqarah:130-131).
PERTAMA, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan
perbuatan-perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah Menciptakan,
Memberi Petunjuk, Memerintah dan Memelihara alam semesta. Allah juga Menanamkan
Pengetahuan, Membimbing dan Menolong manusia. Allah Maha Mengetahui, Maha
Menolong, Maha Bijaksana, Hakim Maha Adil, Maha Tunggal, Maha Mendahului dan
Maha Menerima segala bentuk Pujaan dan Penghambaan, (Q.S. Al-Hasyr:22-24).
KEDUA, keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih
tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan
kepada hal yang ghaib, (Q.S. Al-Baqoroh:3, Muhammad:14-15, Al-Alaq:4,
Al-Isro’:7).
KETIGA, oleh kerena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat
lisan dan perwujudan lewat perbuatan. Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan menetaskan nilai-nilai tauhid dalam
berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah sekelilingnya, (Q.S.
Al-Baqoroh:30, Al-A’raf:129, An-Nahl:62, Fathir:39). Hal ini dibuktikan
dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang profan dan yang sakral. Selain
atas Allah sebagai Dzat Yang Maha Kuasa, boleh dilakukan dekonstruksi dan
desakralisasi atas segalah hal. Sehingga tidak terjadi penghambaan pada hal-hal
yang sifatnya profan, seperti jabatan, institusi, teks, orang dan seterusnya.
KEEMPAT, PMII memilih
pendekatan berpikir Ahlussunnah wal-Jama’ahuntuk memahami dan menghayati
keyakinan Tauhid.
B.
Hubungan Manusia Dengan Allah
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia
menciptakan manusia sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan
terhormat kepada manusia di hadapan ciptaanNya yang lain, (Q.S.
Al-Dzariat:56, Al-A’raf:179, Al-Qashash:27).
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian
daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang
memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah dan memenuhi
posisinya sebagai Hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia
mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhlukNya. Sebagai
hamba Allah (Q.S. Shad:82-83, Al-Hujurat:4), manusia harus melaksanakan
ketentuan-ketentuan-Nya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral
yang selalu harus dirawat jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan
yang rendah, (Q.S. Al-Imron:153, Hud:88).
Dengan demikian, dalam kedudukan manusia sebagai
ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang
didasarkan pada kedudukan manusia sebagai Khalifah Allah dan sebagai Hamba
Allah (Q.S. Al-An’am:165, Yunus:14). Kedua pola ini dijalani secara
seimbang, lurus dan teguh dengan yang lain, (Q.S. Shad:72, Al-Hajr:29,
Al-Ankabut:29).
Memilih salah satu pola akan membawa kepada
kedudukan dan fungsi manusia yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia
tidak akan dapat mengejawantahkan prinsip tauhid secara maksimal. Pola hubungan
dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, (Q.S. Al-Ra’d:11).
Artinya pola itu dijalani hanya untuk mengharapkan
Keridlaan dari Allah. Sehingga pusat perhatian dengan menjalani dua pola ini
adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil optimal sepenuhnya
kehendak Allah, (Q.S. Al-Hadid:22).
Dengan demikian berarti diberikan penekanan kepada
proses menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah. Dengan
menyadari arti niat dan ikhtiar, akan muncul manusia-manusia yang mempunyai
kesadaran tinggi, kreatif, dan dinamis dalam hubungan dengan Allah. Sekaligus
didukung dengan ketakwaan dan tidak pernah pongah kepada Allah, (Q.S.
Al-Imron:159).
Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan
tentang kemahakuasaan-Nya, yakni kemahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun,
akan tetapi manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan
dirinya untuk menirukan fungsi ke mahakuasaan-Nya itu. Sebab dalam diri manusia
terdapat fitrah uluhiyah, yakni fitran suci yang selalu memproyeksikan tentang
kebaikan dari keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud
dan dzikir kepada-Nya, berarti manusia tengah menjalani fungsi al-Quddus.
Ketika manusia berbelah kasih dan bebuat baik kepada tetangga dan sesamanya,
maka berarti ia telah memerankan fungsi ar-Rahman dan ar-Rahim. Ketika manusia
bekerja dengan kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia
telah menjalankan fungsi al-Ghoniyya. Dengan demikian pula,dengan peran
ke-maha-an Allah yang lain, as-Salam, al-Mun’im dan sebagainya, (Q.S.
Al-Baqoroh:213).
Di dalam melakukan pekerjaannya manusia diberi
kemerdekaan untuk memilih dan menentukan dengan cara yang paling disukai, (Q.S.
Al-A’raf:54, Hud:7, Ibrahim:32, An-Nahl:3, Bani Isroil:44, Al-Ankabut:44,
Luqman:10, Al-Zumar:5, Qaf:38, Al-Furqan:59, Al-Hadid:4). Dari semua
tingkah lakunya manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai
dengan apa yang telah diupayakan. Karenanya manusia dituntut untuk selalu
memfungsikan secara maksimal kemerdekaan yang dimilikinya, baik secara
perorangan mnaupun secara bersama-sama di tengah-tengah kehidupan alam dan
kerumunan masyarakat, (Q.S. Al-Ra’d:8, Al-Hijr:21, Al-An’am:96, Yasin:38,
Al-Sajadah:12, Al-Furqan:2, Al-Qomr:49).
Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai
kemerdekaan sebagai esensi kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun
kemerdekaan itu selalu dipagari oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab
perputaran itu semata-mata tetap Dikendalikan Oleh Kepastian-Kepastian Yang
Maha Adil dan Bijaksana. Semua alam semesta selalu tunduk pada sunnah-Nya, pada
keharusan universal atau taqdir, (Q.S. Al-Baqoroh:164, Al-Imron:164,
Yunus:5, An-Nahl:12, Al-Rum:22, Al-Jatsiyah:3).
Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha untuk
menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir, pandai atau
bodoh. Manusia harus berlomba-lomba mencari kebaikan, tidak terlalu cepat puas
dengan hasil jerih payah dan karyanya.
C.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada
materi dasar manusia, menunjukan bahwa manusia berkedudukan mulia diantara
ciptaan Allah yang lain. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk memikul
tanggung jawab dan amanat dari Allah yang disertai dengan mawas diri
menunjukkan posisi dan kedudukannya, (Q.S. Al-Mu’minun:115).
Mamahami ketinggian eksistensi dan potensi yang
dimiliki oleh manusia, manusia mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu
dengan lainnya. Sebagai warga dunia, manusia harus berjuang dan menunjukkan
peran yang dicita-citakan. Tidak ada yang lebih tinggi antara yang satu dengan
lainnya, kecuali ketaqwaannya, (Q.S. Al-Hujurat:13).
Setiap manusia memiliki kekurangan (Q.S.
At-Takatsur; Al-Humazah; Al-Ma’un; Az-Zumar:49, Al-Hajj:66) dan kelebihan,
ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya (Q.S.
Al-Mu’minun:57-61) tetapi ada pula yang terlalu menonjolkan potensi
kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong, saling
menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling mengajak kepada kebenaran demi
kebaikan bersama, (Q.S. Ali Imran:103, An-Nisa’:36-39).
Manusia telah dan harus selalu mengembangkan
tanggapannya terhadap kehidupan. Tangagapan tersebut pada umumnya merupakan
usaha mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.
Dengan demikian, maka hasil itu merupakan budaya manusia yang sebagian dapat
dirubah. Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia, inipun
dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai sehingga budaya yang bersesuaian
bahkan yang merupakan perwujudan dan nilai-nilai tersebut dilestarikan,
sedangkan budaya yang tidak bersesuaian dapat diperbarui.
Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan adanya
upaya bergerak secara dinamis, kreatif dan kritis dalam kehidupan manusia.
Manusia dituntut memanfaatkan potensinya yang telah dianugerahkan oleh Allah
melalui pemanfaatan potensi diri tersebut sehingga manusia menyadari asal
mulanya kejadian dan makna kehadirannya di dunia.
Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya
dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari
semangat yang dijiwai oleh sikap memahami yang senantiasa berada dalam
religiusitas. Manusia dan alam selaras dengan perkembangan kehidupan dan
mengingat perkembangan suasana. Memang manusia harus menegakkan iman, taqwa dan
amal sholeh guna mewujudkan kehidupan yang baik dan penuh rahmat di dunia. Di
dalam kehidupan dunia itu, sesama manusia saling menghormati harkat dan
martabat masing-masing, bersederajat, berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan
bersama. Untuk itu diperlukan usaha bersama yang harus didahului dengan sikap
keterbukaan, komunikasi dan dialog yang egaliter dan setara antar sesama. Semua
usaha dan perjuangan ini harus terus menerus dilakukan sepanjang sejarah.
Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara merupakan kerelaan dan kesepakatan untuk bekerjasama
serta berdampingan setara dan saling pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita bersama yakni, hidup dalam
kemajuan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolak ukur bernegara adalah
keadialan, persamaan hukum serta adanya permusyawaratan.
Sedangkan hubungan antar muslim dan non muslim
dilakukan guna membina kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan
terhadap universalitas dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan yang
paripurna. Dengan tetap berpegang pada keyakinan ini. Dibina hubungan dan kerja
sama secara damai dalam mencapai cita-cita bersama umat manusia, (Q.S.
Al-Kaafirun).
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar
manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama
umat Islam (al-Hujuraat, 9-10),
persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku
persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat
memberikan manfaat maksimal untuk diri
dan lingkungannya.
D.
Hubungan Manusia Dengan Alam
Alam semesta adalah ciptaan Allah, (Q.S.
Hud:61, Al-Qoshash:77). Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya, (Q.S.
An-Nahl: 122, Al-Baqoroh:130, Al-Ankabut:38).
Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat
dan perbuatan Allah, (Q.S. Al-Ankabut:64, Al-jaatsiyah:3-5). Nilai
tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam. Sebagai ciptaan Allah,
alam bekedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah menundukan alam bagi
manusia (Q.S. Al-Syura:20, Yusuf:109, Al-Anam:32, Al-Baqoroh:29) dan
bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi maka manusia akan terjebak dalam
penghambaan terhadap alam. Bukan penghambaan kapada Allah. Allah mendudukkan
manusia sebagai khalifah (Q.S.
Al-Baqoroh:30).
Sudah seharusnya manusia menjadikan bumi maupun
alam sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya (Q.S.
Al-Jaatsiyah:12-13, Al-Ghaasyiyah:17-26), bukan menjadikannya sebagai obyek
eksploitasi (Q.S. Ar-Rum:41).
Perlakuan baik manusia terhadap alam dimaksudkan
untuk memakmurkan kehidupan di dunia dan diarahkan untuk kebaikan akhirat. Di
sini berlaku upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek
kehidupan manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh, (Q.S. Al-Baqarah:62, Al-A’ashr).
Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam
ditujukan. Dengan sendirinya cara-cara memanfaatkan alam, memakmurkan bumi dan
menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan
yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut. Cara-cara itu
dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam kehidupan bersama. Melalui
pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap perkerjaan, nafkah
dan masa depan, maka jelaslah pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. (Q.S.
Al-Mu’minun:17-22, Al-Hajj:65).
Hidup bersama antar manusia berarti hidup antar
kerjasama. Tolong menolong dan tenggang rasa (Q.S. Abasa:17-32,
An-Naazi’aat:27-33). Salah satu dari hasil penting dari cipta, rasa, dan
karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia menciptakan
teknologi untuk memudahkan, dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi
atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam memanfaatkan alam diperlukan
Iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tersendiri. Alam perlu
didayagunakan dengan tidak mengesampingkan sumber pengetahuan adalah Allah.
Penguasaan dan pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat
Nya. Ayat-ayat berupa wahyu dan seluruh ciptaan Nya. Untuk mengetahui dan
mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan
kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas intelektualnya.
Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan
ijtihad yang utuh dan sistematis terhadap ayat-ayat Allah. Pengembangan
pemahaman tersebut secara tersistematis dalam ilmu pengetahuan yang
menghasilkan iptek juga menunjuk pada kebaharuan manusia yang terus
berubah pencitaan pengembangan dan
pengusahaan terhadap Iptek merupakan keniscayaan yang sulit dihindari, jika manusia
menginginkan kemudahan hidup untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama, usaha
untuk memanfaatkan Iptek tersebut menuntut keadilan, kebenaran, kemanusiaan dan
kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring perjalanan
usia dan keluasan Iptek, sehingga berbarengan dengan iman dan tauhid manusia
dapat mengembangkan diri pada derajat yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
Nilai Dasar Pergerakan dipergunakan sebagai landasan
teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku organisasi dan
masing-masing anggota. Dengan ini dasar-dasar tersebut ditujukan untuk
mewujudkan pribadi Muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah, berbudi luhur,
berilmu cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya
serta komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Catatan:
AYAT-AYAT NDP
A.
Tauhid
قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ‘ اَلله الصَّمَدُ‘ لَمْ يَلِدْوَلَمْ يُوْلَدْ‘
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًاأَحَدٌ‘ {الإخلاص:}
Artinya: “Katakanlah: “Dialah Allah yang maha Esa, Allah adalah Tuhan
tempat meminta, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
sesuatupun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlash: 1-4).
فَلَمَّاجَاءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ
عِنْدِنَاقَالُوْااقْتُلُواأَبْنَاءَالَّذِيْنَ آمَنُوْامَعَه‘وَاسَتَحْيُوْانِسَاءَهُمْ‘وَمَاكَيْدَالْكَافِرِيْنَ
إِلاَّفِىْضَلَاٍل {المؤمن:
}
Artinya: Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari
sisi kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama
dengan dia dan biarlah hidup wanita-wanita mereka”. Dan tipu daya orang-orang
kafir itu tak lain hanyalah sia-sia belaka. (QS. Al-Mukmin: 25).
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ
نَفْسَهُ وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِى الْآخِرَةِ لَمِنَ
الصَّالِحِيْنَ ‘ إِذْقََالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ
لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ {البقرة : }
Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan
orang-orang yang memperbodoh diri mereka sendiri, dan sungguh kami telah
memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang
yang saleh. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: ”Tunduk dan patuhlah!, Ibrahim
menjawab: ”Aku tunduk dan patuh kepada Tuhan semesta alam”. (QS. Al-Baqarah: 130-131).
هُوَاللهُ الَّذِى لآإِلَهَ إِلاَّهُوَعَالِمُ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ هُوَالرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ ‘ هُوَاللهُ الَّذِى لآ إِلَهَ
إِلاَّهُوَالْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ
الْعَزِيْزُالْجَبَّارُالْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّايُشْرِكُوْنَ ‘ هُوَاللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ
الْمُصَوِّرُلَهُ الْأَسْمَاءُالْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَافِى السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُالْحَكِيْمُ {الحشر: }
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia,
Raja yang maha suci, yang maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan, yang
maha memelihara, yang maha perkasa, yang maha kuasa, yang memiliki segala
keagungan, maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, yang maha mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, Dialah yang maha pemurah
lagi maha penyayang. Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang
membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya
apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha
bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 22-24).
َالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ
َويُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَِممَّارَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ {البقرة : }
Artinya: Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka.
(QS. Al-Baqarah: 3).
أَفَمَنْ كَانَ عَلَى
بَيِّنَةٍ مِّنْ رَبِّهِ كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوْءُ عَمَلِهِ
وَاتَّبَعُوْاأَهْوَاءَهُمْ ‘ مَثَلُ الْجَنَّةِ اَّلِتى وُعِدَالْمُتَّقُوْنَ
فِيْهَاأَنْهَارٌمِّنْ مَآءٍ غَيْرُ اَسِنٍ وَأَنْهَارٌمِّنْ لَبَنٍ لَمْ
يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَاٌر مِّنْ خَمْرٍلَّذَّةٍ لِّلشَّارِبِيْنَ
وَأَنْهَاٌرمِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّرٍ وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ ُكلِّ الثَّمَرَاتِ
وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌفِى النَّارِ
وَسَقُوْامَآءًحَمِيْمًافَقَطَعَ اَمْعَاءَهُمْ {محمد : }
Artinya: Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari
Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik
perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya. (Apakah) perumpamaan
(penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu
yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan
diberik minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya.
َالَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ {العلق: }
Artinya: Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (QS.
Al-’Alaq: 4)
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَاجَاءَوَعْدُالْآخِرَةِ لِيَسُوْءُوُجُوْهَكُمْ
وَلِيَدْخُلُواالْمَسْجِدَكَمَادَخَلُوْهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَلِيُتَبِّرُوْامَاعَلَوْ تَتْبِيْرًا
{الإسراء : }
Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sindiri,
dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam
masjid. Sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra’: 7).
وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى
اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً ‘ قَالُوْاأَتَجْعَلُ فِيْهَامَنْ يُفْسِدُفِيْهَاوَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ ‘ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ‘ قَالَ إِنِّى
أَعْلَمُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ {البقرة : }
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka
berkata: ” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau?”. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).
قَالُوْاأُوْذِيْنَامِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ
بَعْدِمَاجِئْتَنَا ‘ قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ اَنْ يُّهْلِكَ عَدُوَّكُمْ
وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِىالْأَرْضِ فَيَنْظُرَكَيْفَ تَعْمَلُوْنَ {الأعراف:
}
Artinya: Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh fir’aun) sebelum
kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: ” Mudah-mudahan
Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya). Maka
Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu”. (QS. Al-’Araf: 129).
َويَجْعَلُوْنَ لِلَّهِ مَايُكْرَهُوْنَ وَتَصِفُ
اَلْسِنَتَهُمُ الْكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى لَاجَرَمَ أَنَّ لَهُمُ
النَّارَ وَأَنَّهُمْ مُفْرِطُوْنَ {النحل
: }
Artinya: Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sandiri
membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya
merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tidadalah diragukan bahwa nerakalah bagi
mereka, dan sesungguhnya mereka segera
dimasukkan (kedalamnya). (QS. An-Nahl: 62).
هُوَالَّذِىْ جَعَلَكُمْ خَلآ ئِفَ فِى اْلأَرْضِ ‘ فَمَنْ
كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ‘ وَلاَ يَزِيْدُالْكَافِرِيْنَ كُفْرُهُمْ
عِنْدَرَبِّهِمْ إِلاَّ مَقْتًا ‘ وَلاَ يَزِيْدُالْكَافِرِيْنَ كُفْرُهُمْ إِلَّا
خَسَارًا {فاطر: }
Artinya: Dialah yang menjadikan
kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat)
kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhanya dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka
belaka. (QS. Fathir: 39).
B.
Hubungan Manusia Dengan Allah
وَمَاخَلَفْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلاَّ
لِيَعْبُدُوْنَ {الذاريات: }
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
وَلَقَدْذَرَأْناَلِجَهَنَّمَ كَثِيْرًامِّنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ ‘ لَهُمْ قُلُوْبٌ لاَ يَفْقَهُوْنَ بِهَا ‘ وَلَهُمْ أَعْيُنٌ
لاَيُبْصِرُوْنَ بِهَا ‘ وَلَهُمْ اَذَنٌ لاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا ‘ أُولَئِكَ
كَالْأنعْاَمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ‘ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ {الأعراف : }
Artinya: Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam
kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak
dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai
telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka
itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai. (QS. Al-’Araf: ).
قَالَ إِنِّى أُرِيْدُأَنْ ُأنْكِحَكَ إِحْدَى إِبْنَتَيَّ
هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِى ثَمَاِنىَ حِجَجٍ ‘ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا
فَمِنْ عِنْدِكَ ‘ وَمَا أُرِيْدُ أَنْ
أَشُقَّ عَلَيْكَ ‘ سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّالِحِيْنَ {القصص
: }
Artinya: Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan
kamu dengan salah seorang dari kedua anakkau ini, atas dasar bahwa kamu bekerja
denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah
(suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu
Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. (QS. Al-Qhashash:
27).
قَالَ فَبِعِز َّتِكَ
لَأُغْوِيَنهَّمُ ْأَجْمَعِيْنَ ‘ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ {ص : }
Artinya:
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka
semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Shad:
82-83).
إِنَّ الَّذِيْنَ يُنَادُوْنَكَ مِنْ وَرَاءِ
الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُوْنَ {الحجرات : }
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu)
kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS. Al-Hujurat: 4).
إِذْتُصْعِدُوْنَ وَلاَ تَلْوُوْنَ عَلَى أَحَدٍ وَالرَّسُوْْلُ
يَدْعُوْكُمْ فِى أُخْرَىكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّابِغَمٍّ لِّكَيْلاَ تَحْزَنُوْا
عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلاَ مَاأَصَابَكُمْ ‘ وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَاتَعْمَلُوْنَ {ال عمران : }
Artinya: (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada
seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain
memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan,
supaya kamu jangan bersedih hati terhadap ap yang luput daripada kamu dan
terhadap apa yang menimpa kamu. Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Ali-Imran: 153).
قَالَ يَاقَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ
مِّنْ رَبىِّ وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًاحَسَنًاوَمَاأُرِيْدُأَنْ أُخَالِفَكُمْ
إِلَى مَاأَنْهَاكُمُ عَنْهُ ‘ إِنْ أُرِيْدُ إِلاَّ الْإِصْلَاحَ مَااسْتَطَعْتُ
‘ وَمَا تَوْفِيْقِى إِلاَّ بِاللهِ ‘ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيْبُ
{هود : }
Artinya: Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugrahi-Nya aku daripada-Nya
rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)?. Dan aku tidak
berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak
bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan
tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali. (QS. Huud: 88).
وَهُوَالَّذِى جَعَلَكُمْ خَلاَ ئِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ
بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَااَتَكُمْ ‘ إِنَّ
رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ {الأنعام
: }
Artinya: Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di muka bumi
dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang.
(QS. Al-An’Am: 165).
ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلاَ ئِفَ فِى اْلأَرْضِ مِنْ
بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ
{يونس : }
Artinya: Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka
bumi sesudah mereka, supaya kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS.
Yunus: 14).
فَإِذَاسَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ ُرْوحِى
فَقَعُوْالَهُ سَاجِدِيْنَ {ص : }
Artinya: Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya. (QS. Shad: 72).
فَإِذَاسَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ ُرْوحِى
فَقَعُوْالَهُ سَاجِدِيْنَ {الحجر : }
Artinya: Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya. (QS. Ah-Hijr: 29).
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ
السَّبِيْلَ ‘ وَتَأْتُوْنَ فِى نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ‘ فَمَاكَانَ جَوَابَ
قَوْمِهِ إِلاَّ أَنْ قَالُواائْتِنَابِعَذَابِ اللهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ
الصَّادِقِيْنَ {العنكبوت :
}
Artinya: Apakah sesungguhnya kamu
patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di
tempat-tempat pertemuanmu?, ”Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan:
Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.
(QS. Al-’Ankabut: 29).
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ أَمْرِاللهِ ‘ اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُوْامَابِأَنْفُسِهِمْ ‘ وَإِذَاأَرَادَاللهُ بِقَوْمٍ سُوْءًافَلاَ
مَرَدَّلَهُ َومَالَهُمْ مِنْ دُوْنِهِ مِنْ وَّالٍ {الرعد : }
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS.
Ar-Ra’du: 11).
مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِى اْلأَرْضِ وَلاَفِى
أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِى ِكتَابٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ
عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ {الحديد : }
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhil mahfudzh) sebelum
kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. Al-Hadid: 22).
فَبِمَارَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْكُنْتَ
فَظًّاغَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا ِمْن حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ ‘ فَإِذَاعَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ {ال عمران : }
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan
mohonkanlah mereka ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159).
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَّاحِدَةً ‘ فَبَعَثَ اللهُ
النَّبِيِّيْنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَاخْتَلَفُوافِيْهِ ‘ وَمَااخْتَلَفَ
فِيْهِ إِلاَّ الَّذِيْنَ أًُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِمَاجَاءَ تْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْيًابَيْنَهُمْ ‘ فَهَدَاللهُ الَّذِيْنَ آ مَنُوْالِمَااخْتَلَفُوْافِيْهِ
مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ‘ وَاللهُ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ {البقرة : }
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),
Maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan
kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan
itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Baqarah: 213).
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ
فِىْ سِتَّةِ أَياَّمٍ ثُمَّ اْستَوَى عَلَى الْعَرْشِ ‘ يُغْشِى اللِّيْلَ
النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيْثًاوَّالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمَ
مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ‘ اَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ
اْلعَالَمِيْنَ {الأعراف : }
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah mencipatakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta
alam. (QS. Al-A’raf: 54).
وَهُوَالَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِى سِتَّةِ
اَياَّمٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ َأيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلاً ‘ وَلَئِنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَبْعُوْثُوْنَ مِنْ بَعْدِالْمَوْتِ
لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْااِنْ هَذَاإِلاَّسِحْرٌمُّبِيْنٌ {هود : }
Artinya: Dan dialah yang mencipatakan langit dan bumi dalam enam masa dan
adalah ‘Ars-Nya (singgasanan-Nya) di atas air, agar Dia menguji kamu berkata
(kepada penduduk Mekah) : “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”,
niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata : “ini tidak lain hnyalah sihir
yang nyata”. (QS. Huud: 7).
اَللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَأَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًالَكُمْ ‘ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى
اْلبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اْلأَنْهَاَر {إبراهيم : }
Artinya: Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dan Dia telah
menundukkan pula bagimu sungai-sungai. (QS. Ibrahim: 32).
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى
عَمَّايُشْرِكُوْنَ {النحل : }
Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Maha Tinggi Allah
daripada apa yang mereka persekutukan. (QS. An-Nahl: 3).
تُسَبَّحُ لَهُ السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ
فِيْهِنَّ ‘ وَإِنْ مِّنْ شَيْئٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ
لاَتَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيْمًاغَفُوْرًا {الإسراء : }
Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha pengampun. (QS.
Al-Isra’: 44).
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ إِنَّ فِى ذَلِكَ
َلاَيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَ {العنكبوت
: }
Artinya: Allah menciptakan langit dan bumi dengan haq. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin.
(QS. Al-’Ankabut: 44).
خَلَقَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍتَرَوْنَهَاوَاَلْقَى فِى
اْلاَرْضِ رَوَاِسىَ اَنْ تَعِيْدَبِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ ُكلِّ دآبَّةٍ
وَاَنْزَلْنَامِنَ السَّمَاِء مَاءًفَأَنْبَتْنَافِيْهَامِنْ ُكلِّ زَوْجٍ
كَرِيْمٍ {لقمان : }
Artinya: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya. Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi, supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu dan memperkembang-biakkan padanya segala macam jenis
binatang. Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya
segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (QS. Luqman: 10).
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُاللَّيْلَ
عَلَى النَّهَاِر َوُيكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ ‘ كُلٌّ يَجْرِىْ ِلأَجَلٍ مُّسَمَّى ‘
اَلاَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ {الزمر : }
Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan,
Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Az-Zumar: 5).
وَلَقَدْخَلَقْنَاالسَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ
وَمَابَيْنَهُمَافِىسِتَّةِ اَياَّمٍ وَمَامَسَّنَا مِنْ لُغُوْبٍ {ق : }
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikit pun tidak ditimpa
keletihan. (QS. Qaf: 38).
َالَّذِى خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِى
سِتَّةِ اَياَّمٍ ثُمَ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ ‘ اَلرَّحْمَنُ فَاسْئَلْ بِهِ خَبِيْرًا {الفرقان : }
Artinya: Yang mencipatakan langit
dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa. Kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang
Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (QS. Al-Furqan: 59).
هُوَالَّذِىْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ فِىْ سِتَّةِ
اَياَّمٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلىَ الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِى اْلاَرْضِ
وَمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَيَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَايَعْرُجُ فِيْهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَاكُنْتُمْ
وَاللهُ بِمَاتَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
{الحديد : }
Artinya: Dialah yang mencipatkan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian
Dia bersemayam di atas ’Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik
kepadanya. Dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid: 4).
اَللهُ يَعْلَمُ مَاتَحْمِلُ كُلُّ أُنثْىَ
وَمَاتَعِيْدُاْلأَرْحَامُ وَمَاتَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْئٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ {الرعد : }
Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu
pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar-Ra’du: 8).
وَإِنْ مِّنْ شَيْئٍ اِلاَّ عِنْدَهُ خَزَآئِنُهُ
وَمَانُنَزِّلُهُ اِلاَّبِقَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ
{الحجر : }
Artinya: Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kamilah khazanahnya,
dan kami tidak menurunkannya kecuali dengan ukuran yang tertentu. (QS. Al-Hijr:
21).
فَالِقُ اْلإِصْبَاحِ وَجَعَلَ الَّيْلَ
سَكَنًاوَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ
تَقْدِيْرُالْعَزِيْزِالْعَلِيْمِ
{الأنعام : }
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat,
dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah
yang maha perkasa lagi maha mengetahui. (QS. Al-An’am: 96).
وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّلهَاَذَلِكَ
تَقْدِيْرُالْعَزِيْزِالْعَلِيْمِ {يس
: }
Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian ketetapan
yang maha perkasa lagi maha mengetahui. (QS. Yasin: 38).
وَلَوْتَرَىإِذِى الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْارُءُوْسِهِمْ
عِنْدَرَبِّهِمْ رَبَّنِاأَبْصَرْنَاوَسَمِعْنَافَارْجِعْنَانَعْمَلْ
صَالِحًاإِنَّامُوْقِنُوْنَ السجدة
: }
Artinya: Dan (alangkah ngerinya),
jika sekiranya kamu sekalian melihat ketika orang-orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ”Ya Tuhan kami,
kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia) kami akan
mengerjakan amal shaleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin. (QS.
As-Sajadah: 12).
َالَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ
شَيْئٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا
{الفرقان : }
Artinya: Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi, dan tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu. Dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan: 2).
إِناَّكُلَّ شَيْئٍ خَلَقْنَاهُ ِبقَدَرٍ {القمر : }
Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS.
Al-Qomar: 49).
اِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِى تَجْرِى فِى اْلبَحْرِبِمَايَنْفَعُ النَّاسَ
وَمَاأَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ ِممَّاءٍ فَأَحْيَابِهِ اْلأَرْضَ
بَعْدَمَوْتِهَاوَبَثَّ فِيْهَامِنْ كُلِّ دَآبِّةٍ وَتَصْرِيْفِ الرِّياَحِ
وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاِء وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ {البقرة: }
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di launt membawa apa yang berguna bagi
manusia dan apa yang Allah turunkan dari
langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering).
Dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan kisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran
Allah bagi kaum yang memikirkannya. (QS. Al-Baqarah: 164).
هُوَ الَّذِى جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وِّالْقَمَرَ
نُوْرًاوَّقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْاعَدَدَالسِّنِيْنَ وَالحِْسَابَ
مَاخَلَقَ اللهُ ذَلِكَ اِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ اْلاَياَتِ لِقَوْمٍ
يَّعْلَمُوْنَ {يونس : }
Artinya: Dialah yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak
mencipatakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Yunus: 5).
وَسَخَّرَلَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَوَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِى ذَلِكَ لَاَياَتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ {النحل : {
Artinya: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi kaum yang
memahaminya. (QS. An-Nahl: 12).
وَمِنْ اَياَتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفُ
َالْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِى ذَلِكَ َلاَياَتٍ لِّلْعَالِمِيْنَ {الروم : }
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang
yang mengetahui. (QS. Ar-Rum: 22).
إِنَ فِى السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ
لِّلْمُؤْمِنِيْنَ {الجاثية :
}
Artinya: Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. (QS. Al-Jatsiyah: 3).
C.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
أَفَحِسْبتُمْ أَنمَّاَخَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا
وَاَنكَّمُ ْإِلَيْنَالاَتُرْجَعُوْنَ
{المؤمنون : }
Artinya: Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami mencipatakan
kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
kami?. (QS. Al-Mukminun: 115).
يَاَأيهُّاَالنَّاسُ إِناَّخَلَقْناَكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ
وَّأُنثْىَ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْباًوَّقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْاإِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ {الحجرات
: }
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13).
َالْهَكُمُ التَّكَاثُرُ ‘ حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ‘
كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ‘ ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ‘ كَلاَّ لَوْ
تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ ‘ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمِ ‘ ثُمَّ
لَتَرَوُنهَّاَعَيْنَ الْيَقِيْنِ ‘ ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍعَنِ
النَّعِيْمِ {التكاثر :
}
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam
kubur, janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang ayakin, niscaya kamu akan benar-benar
melihat neraka jahim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
‘ainul yakin, kemudian kamu pasti akan ditanyakan pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur: 1-8).
َويْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَ ةٍ ‘ َالَّذِى
جَمَعَ مَالاً وَّعَدَّدَهُ ‘ يَحْسَبُ َأنمَّاَلَهُ أَخْلَدَهُ ‘ كَلاَّ
لَيُنْبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِ ‘ وَمَاأَدْرَاكَ مَاالْحُطَمَةُ ‘ نَارُاللهِ
الْمُوْقَدَةُ ‘ الَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ‘ إِنَّهَاعَلَيْهِمْ
مُؤْصَدَةٌ ‘ فِىْ عَمَدٍمُّمَدَّدَةٍ
{الهمزة :
}
Artinya: Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan
harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengekalkannya, sekali-kali tidak “sesungguhnya dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Hutamah”, Dan tahukan kamu apa Huthamah itu?, Yaitu api
yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai ke hati, sesungguhnya
api itu ditutup rapat atas mereka, sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang
yang panjang. (QS. Al-Humadzah: 1-9).
اَرَاَيْتَ الَّذِى يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ‘ فَذَلِكَ الَّذِى
يَدُعُّ الْيَتِيْمَ ‘ وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ ‘ فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّيْنَ ‘ َالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ‘ َالَّذِيْنَ
هُمْ يُرَاءُوْنَ ‘ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ {الماعون : }
Artinya: Tahukan kamu orang yang mendustakan agama?, itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari
shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang
berguna. (QS. Al-Ma’un: 1-7).
فَإِذَامَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّدَعَانَاثُمَّ
اِذَاخَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّاقَالَ إِنَّمَاأُوْتِيْتُهُ عَلَىعِلْمٍ بَلْ
هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ {الزمر : }
Artinya: Maka apabila manusia
ditimpa bahaya ia menyeru kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat
dari Kami ia berkata: “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena
kepintaranku”, Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak
mengetahui. (QS. Az-Zumar: 49).
وَهُوَ الَّذِى اَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ
ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَكَفُوْرٌ {الحج : }
Artinya: Dan dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan
kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi). Sesungguhnya manusia itu benar-benar
sangat mengingkari nikmat. (QS. Al-Hjj: 66).
إِنَّ الَّذِيْنَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُوْنَ ‘
وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاَيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ‘ وَالَّذِيْنَ هُمْ
بِرَبِّهِمْ لاَ ُيشْرِكُوْنَ ‘ وَالَّذِيْنَ ُيؤْتُوْنَ مَااَتَوْاوَقُلُوْبُهُمْ
وَجِلَةٌ اِنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُوْنَ ‘ اُلئَِكَ يُسَارِعُوْنَ فِى
الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَاسَابِقُوْنَ {المؤمنون : }
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan
adzab Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka.
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu
apapun). Dan orang-orang yang memberikan
apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera
untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera
memperolehnya. (QS. Ah-Mu’minun: 57-61).
وَاعْتَصِمُوْابِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَ تَفَرَّقُوْا
وَاذْكُرُوْانِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْكُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى
شَفَاحُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
فَأنَقْذَكُمْ مِنْهَا‘ كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ{ال عمران
: }
Artinya: Dan berpeganglah kamu kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah menerangkan ayat-atat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali-Imran: 103).
وَاعْبُدُوااللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ
شَيْئًاوَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِى الْقُرْبىَ وَالْيَتَمَى
وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِذِى الْقُرْبَى وَالْجَارِى الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِبِ
الْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ
وَمَامَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالاً فَخُوْرًا. َالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ
بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَااَتَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ
وَاَعْتَدْنَالِلْكَافِرِيْنَ عَذَابًامُهِيْنًا. وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَالنَّاسِ وَلاَيُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْم
ِالْاَخِرِ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيْنًافَسَاءَ قَرِيْنًا.
وَمَاذَاعَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوْا بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاَخِرِ وَأَنْفَقُوْا
ِممَّارَزَقَهُمُ اللهُ وَكَانَ اللهُ بِهِمْ عَلِيْمًا {النساء : }
Artinya: Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisa’: 36-39).
قُلْ يَاَأيُّهَاالْكَافِرُوْنَ ‘ لاَ
أَعْبُدُمَاتَعْبُدُوْنَ ‘ وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَاأَعْبُدُ ‘
وَلاَ اَناَعَابِدٌمَاعَبَدْتُمْ
‘ وَلَا َأنْتُمْ عَابِدُوْنَ
مَاأَعْبُدُ ‘ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَدِيْنَ {الكافرون : }
Artinya: Katakan: Hai orang-orang yang kafir. Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Untukmulah agamamu
dan untukkulah agamamku. (QS. Al-Kafirun: 1-6).
وَاِنْ طَائِفَتَانِ مِن َالْمُؤْمِنِيْنَ
اقْتَتَلُوْافَأَصْلِحُوْابَيْنَهُمَا ‘
فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَىهُمَاعَلَى اْلأُخْرَى فَقَاتِلُواالَّتِى تَبْغِى
حَتَّى تَفِىءَ اِلَى اَمْرِاللهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوْابَيْنَهُمَابِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوْاإِنَّ اللهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِيْنَ . إِنَّمَاالْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْابَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوااللهَ لَعَلَّكُمْ ُترْحَمُوْنَ {الخجرات : }
Artinya: Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya
itu sehingga golongan kit kembali kepada perintah Allah, maka damaikanlah
antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 9-10).
D.
Hubungan Manusia Dengan Alam
وَاِلَى ثَمُوْدَأَخَاهُمْ صَالِحًا ‘ قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوااللهَ مَالَكُمْ مِنْ
اِلَهٍِ غَيْرهُ ‘ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ
الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَافَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْاإِلَيْهِ
إِنَّ رَبىِّ قَرِيْبٌ مُجِيْب {هود
: }
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh, Shaleh
berkata: “Hai kaumku sambahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain Dia.
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurannya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepadanya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya). (QS.
Huud: 61).
وَابْتَغِ فِيْمَااَتَكَ اللهُ الدَّارَ اْلاَخِرَةَ وَلاَ
تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَاوَاَحْسِنْ كَمَااَحْسَنَ اللهُ اِلَيْكَ وَلاَ
تَبْغِ الْفَسَادَفِى اْلاَ رْضِ اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ {القصص
: }
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
kenikmatan duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Ah-Qhashash: 77).
وَاَتَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَاحَسَنَة ًوَاِنَّهُ فِى
اْلاَخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ {النحل
: }
Artinya: Dan kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya
dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. An-Nahl: 122).
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ
نَفْسَهُ وَلَقَدِاصْطَفَيْنَاهُ فِى الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِى الْآخِرَةِ لَمِنَ
الصَّالِحِيْنَ {البقرة : }
Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan
orang-orang yang memperbodoh diri mereka sendiri, dan sungguh kami telah
memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk
orang-orang yang saleh. (QS. Al-Baqarah: 130).
وَعَادًاوَثَمُوْدَاوَقَدْتَبَيَّنَ لَكُمْ ِمنْ
مَسَاكِنِهِمْ ‘ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ اَعْمَالَهُمْ
فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَكَانُوْامُسْتَبْصِرِيْنَ {العنكبوت
: }
Artinya: Dan juga kaum ‘Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu
(kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan
menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang
berpandangan. (QS. Al-Ankabut: 38).
وَمَاهَذِهِ الْحَيَوةُ الدُّنْيَآ اِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ
وَاِنَّ الدَّارَ اْلاَ خِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا
يَعْلَمُوْنَ {العنكبوت : }
Artinya: Dan tidak adalah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan
main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan
kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 64).
إِنَ فِى السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلاَياَتٍ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ‘
وَفِى خَلْقِكُمْ وَمَايَبُثُّ مِنْ دَآبَّةٍ اَيَاتٌ لِِّقَوْمٍ
يُوْقِنُوْنَ ‘ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَاِر
وَمَااَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِّزْقٍِ فَاَحْيَابِهِ الْاَرْضَ
بَعْدَمَوْتِهَاوَتَصْرِيْفِ الرِّياَحِ اَيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ {الجاثية
: }
Artinya: Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan
kamu dan pada binatang-binatang yang melata, yang bertebaran di muka bumi
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini. Dan pada
pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu
dihidupkannya dengan air hujan itu bumi perkisaran angin terdapat pula
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal. (QS. Al-Jatsiyah: 3-5).
قَالَ فَعَلْتُهَاإِذًاوَاَناَمِنَ
الضَّالِّيْنَ {الشعراء : }
Artinya: Berkata Musa: “Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu
termasuk orang-orang yang khilaf. (QS. Asy-Syu’ara: 20).
وَمَااَرْسَلْنَامِنْ قَبْلِكَ اِلاَّ رِجَالاً نُوْحِى
اِلَيْهِمْ مِنْ اَهْلِ الْقُرَى اَفَلَمْ
يَسِيْرُوْا فِى اْلاَرْضِ فَيَنْظُرُوْاكَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ اْلاَخِرَةِ خَيْرُ
لِّلَّذِيْنَ اتَّقَوْاأَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ
{يوسف : }
Artinya: Kami tidak mengutus
sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyi kepadanya di
antara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu
melihat bagaiman kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)
dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya. (QS. Yusuf: 109).
وَمَاالْحَيَوةُ الدُّنْيَآ اِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ
اْلاَخِرَةُ خَيْرٌ الِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ {الانعام : }
Artinya: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan main-main dan senda
gurau belaka. Dan sungguh kampung kahirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa, Maka tidakkah kamu memahaminya?.
هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مَافِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاثُمَّ
اسْتَوَى اِلَى السَّمَاِء فَسَوَّى هُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْئٍ
عَلِيْمٌ {البقرة : }
Artinya: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikannya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 29).
وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى
اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً ‘ قَالُوْاأَتَجْعَلُ فِيْهَامَنْ يُفْسِدُفِيْهَاوَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ ‘ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ‘ قَالَ إِنِّى
أَعْلَمُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ {البقرة : }
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka
berkata: ” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau?”. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).
اَللهُ الَّذِى سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِىَ الْفُلْكُ
فِيْهِ بِاَمْرِهَِ وَلِتَبْتَغُوْامِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ .
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَافِى السَّمَوَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ جَمِيْعًامِنْهُ
اِنَّ فِى ذَلِكَ لَاَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ {الجاثية
: }
Artinya: Allah-lah yang menundukkan lautan untukkmu supaya kapal-kapal
dapat berlayar padanya dengan siezin-Nya, dan supaya kamu dapat mendari sebagian
karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jatsiyah:
12-13).
اَفَلاَ يَنْظُرُوْنَ اِلَى اْلإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ ‘
وَاِلَى السَّمَاِء كَيْفَ رُفِعَتْ
‘ وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ
نُصِبَتْ ‘ وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ ‘
فَذَكِّرْ اِنَّمَااَنْتَ مُذَكَِّرٌ
‘ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ
اِلاَّ مَنْ تَوَلَّى وَكَفَرَ ‘ فَيُعَذِّبُهُ اللهُ الْعَذَابَ
الْاَكْبَرَ ‘ اِنَّ اِلَيْنَاِايَابَهُمْ ‘
ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَاحِسَابَهُمْ
{الغاشية : }
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
dicipatakan?. Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?. Dan bumi bagaimana dia
dihamparkan?. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberik peringatan. Kamu bukanlah orang yang kuasa atas mereka. Tetapi
orang yang berpaling dan kafir. Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang
besar. Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka. Kemudian sesungguhnya
kewajiban Kamilah menghisab mereka. (QS. Al-Ghosyiyah: 17-26).
ظَهَرَ الْفَسَادُفِىالْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَاكَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِى عَمِلُوْا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ {الروم : }
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.
Ar-Ruum: 41).
اِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُواوَالَّذِيْنَ هَادُوْاوَالنَّصَارَى
وَالصَّابِئِيْنَ مَنْ اَمَنَ بَاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ وَعَمِلَ
صَالِحًافَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَرَبِّهِمْ وَلاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ
يَحْزَنُوْنَ {البقرة : }
Artinya: Sesungguhnya orang-orang
mukmin, orang-orang Yahudi, Orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa
saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akahir dan
beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS.
Al-Baqarah: 62).
وَالْعَصْرِ . اِنَّ اْلِانْسَانَ لَفِى خُسْرٍ . اِلاَّ الَّذِيْنَ
اَمَنُوْاوَعَمِلُوْاالصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْابِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْابِالصَّبْرِ {العصر
: }
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya
manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
suapay menetapi kebenaran. (QS. Al-’Ashr: 1-3).
وَلَقَدْخَلَقْنَافَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَآئِقَ وَمَاكُنَّاعَنِ
الْخَلْقِ غَافِلِيْنَ . وَاَنْزَلْنَامِنَ السَّمَاءِ مَاءًبِقَدَرٍ
فَأَسْكَنَّاهُ فِى الْاَرْضِ وَاِناَّعَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُوْنَ .
فَأَنْشَأْناَلَكُمْ بِهِ جَنَّاتٌ مِنْ نَخِيْلٍ وَاَعْنَابٍ لَكُمْ فِيْهَافَوَاكِهُ كَثِيْرَةٌ
وَمِنْهَاتَأْكُلُوْنَ . وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُوْرِسَيْنَاءَ
تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْاَكِلِيْنَ
. وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَاِم
لَعِبْرَةً نُسْقِيْكُمْ ِممَّافِى بُطُوْنِهَاوَلَكُمْ فِيْهَامَنَافِعُ
كَثِيْرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ . وَعَلَيْهَاوَعَلَى الْفُلْكِ كَيْفَ
تُحْمَلُوْنَ {المؤمنون : {
Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan di atas kamu
tujuh buah jalan (tujuh buah langit) dan Kami tidaklah lemah terhadap ciptaan
kami. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan
air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur, di
dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari
buah-buahan itu kamu makan. Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak
benar-benar terdapat pelajaran yang pending bagi kamu. Kami memberi minum kamu
dari air susu yang ada dalam perutnya, dan juga pada binatang-binatang ternak
itu terdapat faidah yang banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan.
Dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan juga di atas
perahu-perahu kamu diangkut. (QS. Al-Mukminun: 17-22)
.
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَافِى اْلاَرْضِ
وَالْفُلْكَ تَجْرِى فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهِ وَيُمْسِكُ السَّمَاءَاَنْ تَقَعَ
عَلىَ اْلاَرْضِ اِلاَّبِإِذْنِهِ اِنَّ
اللهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
{الحج : }
Artinya: Apakah kamu tiada melihat
bahwasanya Allah menundukkan bahimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang
berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit
jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al-Hjj: 65).
قُتِلَ اْلاِنْسَانُ مَااَكْفَرَهُ . مِنْ اَيِّ شَيْئٍ
خَلَقَهُ . مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ . ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهُ .
ثُمَّ اَمَاتَهُ فَاَقْبَرَهُ . ثُمَّ اِذَاشَاءَ اَنْشَرَهُ . كَلاَّ لَمَّايَقْضِ مَااَمَرَهُ .
فَلْيَنْظُرِ اْلاِنْسَانُ اِلَى طَعَامِهِ . اَناَّصَبَبْنَاالْمَاءَ صَبًّا .
ثُمَّ شَقَقْنَااْلاَرْضَ شَقًّا . َفَانْبَتْنَافِيْهَاحَبًّاوَعِنَبًاوَقَضْبًا.وَزَيْتُوْنًاوَنَخْلًا.وَحَدَائِقَغُلْبًا.وَفَاكِهَةً
وَاَبًا.مَتَاعًالَكُمْ َوِلاَنعْاَمِكُمْ{عبس: }
Artinya: Binasalah manusia, alangkah amat kekafirannya. Dari apakah Allah
menciptakannya?. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.
Kemudian Dia memudahkan jalannya. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya
kedalam kubur. Kemudian bila Dia menghendaki Dia membangkitkannya kembali.
Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah
kepadanya. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya
Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). Kemudian Kami belah bumi
dengan sebaik-baiknya. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu. Anggur dan
sayur-sayuran. Zaitun dan pohon kurma. Kebun-kebun yang lebat. Dan buah-buahan
serta rumput-rumputan. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu)... (QS. Abasa: 17-32).
ءَاَنْتُمْ اَشَدُّخَلْقًااَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا. رَفَعَ
سَمْكَهَافَسَوَّىهَا. وَاَغْطَشَ لَيْلَهَاوَاَخْرَجَ ضُحَىهَا. اَخْرَجَ
مِنْهَامَاءَهَاوَمَرْعَىهَا. وَالْجِبَالَ اَرْسَاهَا. مَتَاعًالَكُمْ
وَلِاَنْعَامِكُمْ {النازعات : }
Artinya: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit?. Allah
membangunnya. Dan meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan
teguh. Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (QS.
An-Nazi’at: 27-33).
***
0 comments:
Post a Comment