Arus
globalisasi semakin hari semakin menjadi tantangan luar biasa bagi kader pergerakan, dengan problematika yang semakin kompleks di masyarakat, kita hadapi dengan nada dan irama yang harus
sesuai dengan landasan dasar berdirinya organisasi.
Kontribusi di
bidang intelektual kita terjemahkan dalam tindakan, dengan harapan tidak
ada lagi teriakan ketidakadilan dari kaum tertindas.
Sekali bendera dikibarkan hentikan ratapan dan tangisan.
Pertanyaannya adalah_ sudah setinggi mana bendera kita menjulang?
Sudahkah tidak ada lagi ratapan dan tangisan sang tertindas dari ke dzaliman sang penguasa dan pemikir yang tak mau bertindak.
Mundur satu langkah adalah bentuk penghianatan.
Jika memang benar, mungkin sudah banyak sejarah pergerakan bercerita tentang sang penghianat, bagi mereka yang diam dalam pengetahuan, kepintaran, dan diam dalam kemegahan singgasana sementara yang didapatkan.
Lantas apa yang kita cari dalam naungan pohon rindang sebuah pergerakan, relasi, eksistensi, atau hanya jabatan yang sesaat.
Jika memang benar alangkah dosanya kita kepada sang leluhur yang berkontribusi besar dalam pengabdiannya.
Tapi
saya rasa tidak, karena masih banyak yang berkarya, berfikir dan bertindak
demi mewujudkan sebuah cita-cita.
Ingatlah, setidaknya manusia bisa dikenang
oleh tiga hal: karyanya, ucapannya, dan tindakannya.
Sudah saatnya mulai saat ini kita bangun dari tidur panjang kemalasan, kita aktualisasikan lewat jiwa pergerakan,
Sekaranglah saatnya,
jika bukan sekarang kapan lagi.
Mulailah dari kita,
jika bukan kita lantas siapa lagi.
Garuda sakti,
jiwa pergerakan pasti berkontribusi.
Ibu pertiwi, selamanya kita akan tegakkan keadilan di negri ini.
Jika
sang legendaris MAHBUB DJUNAIDI kembali memberikan tawaran kepada kita,
ingin menjadi Burung Beo, atau Maling, sudahkah kita punya pilihan?
Apapun jawaban itu saya rasa sahabat-sahabati punya cara sendiri untuk
memilih.
Sekali PMII Selamanya PMII.
Totalitas
sebuah kewajiban dalam pergerakan, berkontribusi di bidang intelektual,
emosional, dan spiritual sesuai dengan kemampuan kita masing-masing,
dengan saling merangkul dan men-support satu sama lain, dalam menciptakan inovasi baru dalam bidang kaderisasi guna memenuhi kebutuihan masing-masing kader.
Cita-cita organisasi bukan milik individu, tapi milik kita bersama.
Sebab itu kita adalah sama, seorang abdi pergerakan demi ilmu barokah yang berguna kelak di masa depan.
20-Februari-2020.
Oleh_Ahmad Molyadi.
0 comments:
Post a Comment