Wednesday, March 11, 2020

ORGANISATORIS VS AKADEMISI

Apa kabar mahasiswa?
Saat menjadi mahasiswa terkadang kita di hadapkan kepada pilihan yang serba sulit dan dilematis antara menjadi organisatoris dan akademisi, tentu untuk menjadi keduanya sangatlah sulit sehingga kita harus mengorbankan salah satu dan fokus kepada pilihan kita guna menjadi yang sejati.
Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri, yang dapat membantu memacu perkembangan potensi, minat dan bakat tanpa harus di pengaruhi atau di doktrin orang lain untuk bergabung dengan organisasi.
Kenapa harus organisasi?
Dan apa itu organisasi?
Organisasi didalam KBBI berarti ahli dalam organisasi. Ialah masyarakat atau mahasiswa yang aktif didalam sebuah organisasi tertentu dan dia memiliki kepentingan untuk membesarkan organisasi sesuai dengan kemampuannya masing-masing untuk mencapai cita-cita bersama.
Sedangkan Akademisi ialah orang yang berpendidikan tinggi atau anggota akademik, istilah yang merujuk kepada mahasiswa yang memiliki pengaruh di fakultas maupun universitas, atau sesorang yang menekuni propesi sebagai pengajar dan guru besar di perguruan tinggi.
Organisasi kampus dapat dikatagorikan ke dalam 2 jenis yaitu; oragnisasi internal kampus dan organisasi eksternal kampus.
Organisasi internal  kampus adalah organisasi yang melekat pada tata kelolah kampus atau universitas dan memiliki kedudukan resmi di lingkungan universitas, sama halnya seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) dan Himaprodi Jurusan.
Sedangkan organisasi Eksternal kampus adalah organisasi yang tidak melekat pada tata kelolah universitas, yaitu lebih mengutamakan indenpendensi dan tentunya jaringan untuk organisasi eksternal lebih luas dibandingkan dengan organisasi internal, organisasi eksternal kampus yang saat ini masih eksis dan memiliki kader yang banyak di berbagai universitas seperti halnya; Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Dalam proses menjadi pelajar di perguruan tinggi  kita akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi  bagian dari organisasi internal maupun organisasi eksternal, atau tidak keduanya bahkan ada yang nyaman untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu.
Karenah dalam pola pendidikan mahasiswa akan banyak sekali gaya yang berbeda, ada yang memilih aktif di organisasi internal dan eksternl kampus bahkan ada yang anti organisasi.
Saat menjadi mahasiswa seharusnya kita mampu merubah pola kehidupan, pola komunikasi, pola pergerakan gaya hidup bahkan pola makan, menyesuaikan dengan kemampuan diri untuk menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Organisasi ialah sekelompok orang atau suatu komunitas tertentu baik yang berlatar belakang pendidikan atau umum yang memiliki dasar yang jelas untuk mencapai tujuan tertentu, jika di kalangan mahasisawa ialah sebuah wadah untuk berproses mengasah diri, untuk menemukan jatidiri, skil dan kemampuan kita di bidang mana yang akan kita pelajari untuk bekal di kehidupan mendatang, hal itu tentunya tidak menjadi tujuan utama semua mahasiswa.
Nyatanya ada sebagian mahasiswa yang masih percaya bahwa kuliah itu hanya perhintungan statistik IPK, jadi tidak salah ada beberapa mahasiswa yang masih mati-matian mengerjakan tugas, makalah, dan power point tanpa mengerti apa yang mereka kerjakan, susah payah menjadi mahasiswa kutubuku demi segumpal teori tapi tidak ada aksi,
Memang, organisasi tidak memberikan jaminan kepada kita dalam proses bergabung dengan salah satu organisasi untuk mendapatkan bekal nyata yang akan kita aktualisasikan pasca menjadi mahasiswa.
Jika mahasiswa yang ikut organisasi tidak memiliki jaminan, bagaimana dengan mahasiswa yang tidak ikut organisasi, apalagi dengan mereka yang hanya kuliah pulang-kuliah pulang (kupu-kupu).
Memang, bangku pendidikan di perguruan tinggi tidak sampai memberikan 50% ilmu pengetahuan dari persentase 100% ilmu pengetahuan yang seharusnya kita dapatklan dalam 24 jam.
Dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang masih tidak jauh berbeda dengan kita saat SD dulu, sistem perkuliahan yang masih belum  relavan dengan mahasiswa dan arus globalisasi, sehingga membuat SAP perkulihan seakan di monopoli.
Seharusnya kita menjadi mahasiswa harus bebas berimajenasi dan beraktualisasi selagi tidak melanggar kode etik universitas, dan pada dasarnya organisasi internal yang terikat akan sulit melakukan semuanya karena terikat oleh kampus, sedangkan organisasi eksternal kokoh dalam indenpendensinya.




Ahmad Molyadi
11-Maret-2020


Share:

2 comments:

PMII On Facebook

Powered by Blogger.

Copyright © PMII Rayon Al-Farabi All Rights Reserved. Created by | PMII RAYON AL-FARABI UNISAMA